Girls' Generation Girls' Generation Girls Generation Girls' Generations Girls' Generation Girls' Generation Girls' Generation Girls' Generation Girls' Generation Girls' Generation Girls' Generation


Google Search

We Heart It

Heart It

Jumat, 18 Maret 2011

Berasa Bener Gerogi dengan Mantan Mertua-mertuaan :D

kamu tau ga apa yang aku rasakan?
engga kan?

kamis, 17 maret 2011
oh damn, this day make me nervous.
hari sabtu, ada acara pengajian di rumah r**. gue berniat bantu ibunya. bukan untuk cari muka atau apalah. cuma mau ngebales kebaikan ibu selama gue pcran ama anaknya dulu.
tapi entah kenapa,ketika gue telpon ibu ke rumah,gue nervous bgt,sumpaaaah.
semua gemeteran.

sebelum menelepon :
"gue sms r** dulu deh, apa gue telepon kle rumah ngeganggu apa engga"
kirim sms, dan sms di balas :
"ada, napa? ya ganggu2 bgt sih, ntar diliat dulu"
sesaat gue berpikir dengan geroginya, apa ga usah aja ya?
gue malu, ah tapi udah terlanjur ngomong ama anaknya, tapi ga ada kata terlanjur bagi gue, dan gue harus bisa ngatasin masalah ini dengan tenang, tapi gue ga tenang, gerogii meeeeeen.
skip
akhirnya gue pegang gagang telepon dengan perasaan yang galaaaaaau abiiis.
di benak gue "telepon, engga, telepon, engga, telepon, engga"
aaaah pusing
yaudah akhirnya gue tekan angka "888" eh terus di tutup lagi teleponnya.
di benak gue "nanti gimana ya responnya? aduh bingung, yaa allah luruskanlah tujuanku"
diangkatlah gagang telepon itu sama gue dan kemudian menekan angka "888**"
eh ditutup lagi tuh gagang telepon
dan di benak gue lagi "aaaaaaaaaaah ibu engkau membuatku nervous"
terus gue berpikir untuk latihan ngomong dulu *takut ada salah-salah kata kan malu*

and udah latihan, guelangsung berdoa sama allah "ya allah kuatkan kemauan hamba untuk menelpon ibuku tercinta, eh ibunya r** tercinta, kuatkanlah tekadku"
oke, angkat gagang telepon, dan mulai menekan nomor telepon "888*****" kriiiiiiiiiiingggggg~~~~~ (jantung gue langsung berdegup kencang dug dug dug dug dug dug)
daaaaaaaaaan

"halo?"
"halo assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
"bisa bicara dengan ibunya r**?"
"bisa ini siapa ya?"
"ini evita bu." (dengan wajah tersenyum)
"oh evita"
"ibu apa kabar?"
"baik. evita sendiri gimana?"
"oh baik alhamdulillah, gausah pake basa basi deh bu *tersenyum* jadi gini bu, sabtu nanti kan rumah ibu dapet giliran pengajian, nah saya mau nawarin... yaaaa... bantu-bantulah. bantu bantu ibu dirumah"
"skip (gatau ibu ngomong apa yang penting dia nyuruh gue ga usah bantu". karena suara telepon yang kurang jelas)"
"oh gitu ya bu? kalo ga bisa sih gpp bu, aku cuma nawarin bantu-bantu ajah"
"tapi evita dateng aja lebih awal sebelum pengajian"
"oh gitu bisa ko bu, jam 3an apa jam 2 bu?
"emang ngajinya jam berapa?"
"jam empat"
"oh jam empat, yaudah evita dateng jam tiga ajah, bantu beres2 sebelum pengajian"
"oh yaudah bu kalo begitu (skip gue lupa) maaf ya ibu ganggu ibu malem-malem. assalamualaikum"
"waalaikumsalam"

ditutuplah tuh gagang telepon dari kuping.
haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah
dug dug dug dug dug
jantung masih berdebar kenceeeeeeeeeeeeeeeeng bener.
kaki lemes, tangan lemes, semua badan gemeteran.
gue kenapa ya?
seharusnya gue biasa aja.
mau dipaksa biasa aja juga susah, gue udah gerogi duluan.
akhirnya gue paksain tidur dan memikirkan percakapan gue sama ibu tadi.
bener-bener kenangan yang ga akan gue lupain. tinggal foto-foto sama ibu deh yang belum.
dan gue tertidur~~~~~~~~

ddrrrrttt drddrrrrttt (geter sms)
asuuuuu, gue udah tidur si sandi malah sms gue nanya mtk.
terbangunlah gue.
dan gue udah rada enakan dan rada rileks.
and ready to study math *soalnya abesok ujian sekolah matematika loh. haha

THE END~
close
Tweet